Suatu hari aku lagi jalan-jalan di sebuah mall di Jakarta. Hari sudah beranjak sore dan sudah saatnya untuk pulang. Mengingat waktu tempuh pulang yang
unpredictable dikarenakan
macet cet cet-nya Jakarta di sore hari, aku memutuskan untuk mampir dulu ke toko roti untuk bekal di jalan nanti. Eh, setibanya di toko roti, ternyata antri pula. Ya sudahlah, aku langsung masuk ke dalam antrian.
Sekitar jarak 3 orang di depanku ada seorang anak perempuan bertubuh tambun, kutaksir sendiri anak ini kira-kira kelas 4 SD. Aku nggak tau apa yang terjadi saat anak ini berhadapan dengan pramuniaga, tapi yang jelas ia keluar antrian tanpa membawa roti melainkan selembar struk pembelian dan beberapa lembar uang ribuan kembalian dari kasir pramuniaga.
Si anak berjalan menuju sebuah meja dimana duduk seorang ibu bertubuh subur yang kemudian aku tahu adalah ibunya. Entah apa yang digumamkan si anak kepada si ibu, tidak ada hujan tidak ada geledek suara si ibu tiba-tiba meninggi, "Gimana sih dek? Harusnya tanya dong ke Ibuk! Nunggu satu jam gini kita nggak ada waktu!"
Tanpa aba-aba, semua kepala di barisan pengantri langsung menoleh ke si ibu. Tidak berselang 5 detik, kami semua langsung tau duduk permasalahannya setelah si ibu berteriak kepada pramuniaga yang tadi melayani anaknya, "Gimana sih mbak, kita nggak ada waktu buat nunggu satu jam nih". Ternyata si anak baru saja memesan roti, tapi karena belum di
oven jadi harus menunggu dulu selama satu jam.
Pramuniaga (dengan muka masam sambil melayani pengantri lain) balas menjawab, "Tadi saya sudah tanya sama si adek, nunggu satu jam nggak apa-apa buk"
Si ibu, "Ya nggak bisa gitu dong mbak, ini anak kecil dia nggak ngerti. Udah gitu pesan 3 lagi"
Pramuniaga, "Kan tadi bilangnya dia mau nunggu"
Si ibu kepada si anak, "Kamu gimana sih dek?
Mbok tanya mama dulu dong!"
Si anak, ".........." dengan ekspresi datar (sepertinya sedang menahan lapar)
Si ibu, "Gini deh mbak, kalau ditukar yang lain aja gimana? Saya tambahin nih uangnya"
Pramuniaga, "Nggak bisa ibuk. Ini sudah tercatat di mesin, jadi nggak bisa ditambahin gitu uangnya"
Si ibu semakin geram, "Hiiiiih... Gimana sih ini? Kamu juga! Ditanya dulu dong, ini main pesan aja!"
Setelah ngomel-ngomel sebentar tanpa tanggapan dari pramuniaga, si ibu dan si anak akhirnya meninggalkan toko roti diiringi tatapan seisi toko.
Fiuh...