Setelah kemarin menghabiskan hari di Candi Borobudur, tujuan kami hari ini adalah Candi Prambanan. Seperti biasa, kami memulai perjalanan ini dipagi hari yang masih segar. Berbeda dengan Candi Borobudur yang terletak di luar kota Yogyakarta, Candi Prambanan ini terletak tidak jauh dari pusat kota Yogyakarta. Perjalanan menuju candi Hindu ini ditempuh cukup dengan naik transYogya menuju Terminal Prambanan, sekitar 45 menit kalau naik dari shelter Malioboro.
Lagi nunggu di shelter Malioboro |
Di terminal Prambanan banyak terdapat ojek dan Andong yang siap mengantar pengunjung menuju candi. Sebenarnya jarak antara terminal-candi cukup dekat (jauh lebih dekat dibandingkan jarak Terminal Borobudur-Candi Borobudur) dan jalan yang ditempuh merupakan jalan raya perkotaan yang ramai. Karena 2 orang teman yang tidak kuat berjalan (dibawak terik matahari), saya yang prefer untuk jalan kaki-pun mengalah. Kami naik Andong dengan ongkos Rp. 15.000. Andongnya berjalan (atau berlari) pelaaan sekali, sampai saya dibuatnya mengantuk. Sesampainya di pintu masuk Candi Prambanan, saya kaget menemukan segerombol pemuda yang tadi menumpang transYogya yang sama ternyata sudah sampai duluan dengan berjalan kaki (hiks... hiks.. ternyata berjalan kaki jauh lebih cepat).
Tiket masuk Candi Prambanan adalah sebesar Rp. 30.000 untuk dewasa dan Rp. 12.500 untuk anak-anak, persis sama dengan Candi Borobudur. Kemudian pengunjung diberi kartu untuk palang masuk otomatis (seperti yang di transJakarta), jadi kartunya tidak untuk dibawa pulang.
Pasar Prambanan, dekat Terminal Prambanan |
Ini tangan siapa ya? (Kok gede amat) |
Kawasan Candi Prambanan lebih luas dan objek wisatanya lebih bervariasi daripada Candi Borobudur, mungkin karena lokasinya yang tidak jauh dari pusat kota. Di area Taman Candi Prambanan terdapat Museum Candi Prambanan, restoran, dan bale-bale untuk beristirahat. Kesan pertama saya saat melihat candi ini dari jauh adalah: whoaa... tinggi sekalee... Tidak terbayang bagaimana Bandung Bondowoso harus menyelesaikan pembangunan 1000 candi setinggi ini seperti permintaan Roro Jongrang dalam waktu 1 malam.
Di dalam beberapa candi utama terdapat arca (patung) dan dinding candi juga terdiri dari batuan dengan relief yang bercerita. Beberapa bagian dari candi juga sedang menjalani pemugaran, sehingga tidak boleh dimasuki. Dan karena candi-candinya yang tinggi dan berdiri sendiri, tidak perlu bercapek ria untuk mendaki tangga. Here are some pictures...
Arca di dalam candi |
Relief dinding candi |
Relief dinding candi |
Pemandangan dari arah pintu keluar |
Pemandangan taman menuju pintu keluar |
Beruntungnya kami, cuaca saat itu tidak begitu terik. Semilir angin yang bertiup sepoi-sepoi membuat suasana candi semakin romantis (hehehe). Pengunjung pada hari itu juga tidak ramai-ramai amat (relatif lah yaa), dan terdapat beberapa wisatawan asing yang dari peralatan bawaannya, sepertinya merupakan photograpy hunter.Oh iya, disini juga tidak banyak penjual yang mengejar-ngejar untuk menawarkan dagangannya seperti yang terjadi di Candi Borobudur kemarin, jadi lebih nyaman deh...
Cukup lama kami mengeksplor candi yang dinobatkan sebagai World Heritage List number 642 ini, mungkin karena lokasinya yang dekat dengan pusat Yogya yang membuat kami tidak perlu buru-buru pulang karena takut kehabisan angkutan.
Sooo...
Jadilah Candi Prambanan ini menjadi objek wisata World Heritage terakhir yang kami kunjungi karena besoknya sudah harus kembali ke ibukota. Hiks.. hiks...
To be continued ~~~
No comments:
Post a Comment