Laman


Saturday, November 11, 2017

Pengalaman Nonton MotoGP 20171! (Part 1)

Akhir Oktober kemarin, untuk pertama kalinya aku nonton langsung balap motor MotoGP di Sepang, Malaysia. Kalau nggak salah ingat, permulaan tercetusnya ide ini sewaktu aku sama temanku chat tentang konser Coldplay di Bangkok dan Singapura. Foto orang-orang yang nonton konsernya (baik dikenal ataupun nggak di kenal) yang wara-wiri di sosial media bikin hati teriris pedih menanggungkan mupeng, hingga akhirnya muncul ide ini. Alhamdulillah, akhirnya Allah memberikan kesempatan buat nonton langsung MotoGP 2017 ini dengan berbagai cerita yang  membuatnya jadi berkesan. So here is my story!

Persiapan: Membeli Tiket Sirkuit, Pesawat dan Hotel

Tiket sirkuit MotoGP adalah tiket yang pertama kami siapkan. Soalnya if anything happens, who knows ya kan, toh tiketnya bisa dijual lagi. Tiketnya kami dapatkan sekitar bulan Juli 2017. Pada awalnya tentu kami survey mengenai lokasi tribun mana yang mau dijadikan lokasi nonton yang seru dengan mendownload map tribun dan browsing di internet. Awalnya aku mau di tribun VR46 sebagai basisnya pendukung Valentino Rossi, tapi temanku yang bernama Armaini (selanjutnya disebut Mak Kitty) pendukung Dani Pedrosa. Doi keberatan dong, lagipula setelah baca-baca blog disebutkan kalau tribun VR46 itu nggak ada atap pelindung dan nggak ada kursi so berabe dong kalau panas kepanasan kalau hujan kehujanan #persoalan. Akhirnya, kami sepakat untuk ambil tiket di tribun Main Grand Stand, yang terletak di trek lintasan lurus pas di depan garis start dan finish.
 
Circuit Map (taken from Google image)
Setelah itu, kami mencari di manakah tiket tersebut bisa dibeli. Aku cek di blibli.com, eh taunya tiket Main Grand Stand udah ludes aja! Aku cek di beberapa web lain, harganya rata-rata di atas Rp 700.000. Singkat cerita, Mak Kitty memesan tiket via teman kantornya yang juga akan nonton MotoGP, yang nanti bakal jadi guide kami nonton MotoGP selama 2 hari penuh. Oya, tiket yang dipesan seharga RM 222 atau sekitar Rp 700.000 an juga lah wkwk.

Tiket sirkuit udah, sekarang booking hotel. Kalau ini, Mak Kitty yang handle soalnya doi baru jalan ke Malaysia bulan April kemarin. Kami berencana stay 3 malam di KL dari hari Jumat malam sampai Minggu malam. Untuk Jumat sampai Sabtu malam, Mak Kitty booking Pacific Hotel di daerah Pasar Seni. Sementara untuk Minggu malam, which is pas banget setelah nonton race MotoGP, kami berencana nginap di bandara karena flight kembali ke tanah air Senin paginya. 

Booking tiket pesawat lain lagi dramanya dan the lesson learn is: pesanlah tiket pesawat jauh hari sebelum hari H balapan kalau perlu satu tahun sebelumnya karena guys, empat bulan sebelum hari H aja rate tiketnya sudah nggak masuk akal bahkan udah ada yang ludes! Kami sendiri termasuk agak lelet dan banyak mikir ini, mikir itu, nanti dulu, undur dulu, pasti besok lebih murah, dll dst hingga akhirnya terpaksa beli tiket pesawat dengan harga yang agak mahal. 

Kalau saya dapat tiket Air Asia PDG-KUL pergi Jumat-pulang Senin pesawat paling pagi semua. Sementara Mak Kitty dapat tiket Air Asia PKU-KUL Jumat pagi, tapi tiket pulang direct flight KUL-PKU untuk hari Senin udah ludes aja sejak kapan tau. Akhirnya untuk pulang Mak Kitty harus muter dulu lewat KNO wkwk. 

Nah jika menyesuaikan dengan jadwal MotoGP, pesan tiket pergi Jumat – pulang Senin sudah cukup ideal. Jumat pagi sampai di KL, siang hingga malamnya bisa jalan-jalan dulu di KLCC, Bukit Bintang dan sekitarnya. Sabtunya nonton kualifikasi, Minggu nonton balap GP, Senin kembali ke tanah air. Jadi cukup ambil cuti kantor dua hari. Tapi kalau menurut saya, pergi Kamis – pulang Senin lebih oke, sehingga dari hari Jumat sudah bisa ikutin sebuah rangkaian acara MotoGP yang tidak bisa saya ikuti hiksss… What is that? Makanya baca terus ceritanya sampai habis yaa!

Oya, satu lagi, pesan saya, for worry free travel, buat perginya gak apa-apa gak pakai bagasi, tapi buat pulang nya pesanlah bagasi. Jangan kayak saya yang jadi nggak beli apa-apa gara-gara gak pesan bagasi hiksss. Gak perlu banyak-banyak, yang 20 kg saja sudah lebih dari cukup. Jadi bisa bawa sedikit cokelat-cokelat, Milo Cubes, teh tarik, sedikit produk-produk skincare, baju kaos VR, baju jalan, selendang, sepatu, assesoris…. Haduhh ini oleh-oleh apa mau kulakan wkwkwk.

Day 1 (Jumat 27 Oktober 2017)

Yeay! Today is the day. Pagi jam sekitar jam 7.30 aku sudah sampai bandara BIM buat menuju KUL. Karena sudah web check in via webnya Air Asia, gak ada halangan berarti yang kutemui saat di bandara. Satu ransel kecil dan tas yang berat total keduanya 8 kg pun tidak dijadikan masalah sama petugas bandara. Fiuhh. Antrian imigrasi sudah cukup ramai dannn… di sini hawa-hawa MotoGP nya sudah mulai berasa. Sama petugas imigrasinya aja aku ditodong secara terang-terangan, “Mau nonton MotoGP yah?” Hihi aku hanya tertawa. Pas di ruang tunggu keberangkatan, hampir semua penumpang mengenakan kaos dan topi pembalap kesayangan. Yang paling banyak siapa lagi kalau bukan Valentino Rossi. Gerimis yang turun saat itu juga bikin beberapa abang-abang berceletuk, “Wah, hujan nih. Rossi pasti menang” dengan percaya diri. 

Setelah satu sekitar satu jam di udara, pesawat tinggal landas di bandara KLIA2. Keluar dari pesawat, penumpang harus jalan jauhhh banget menuju loket imigrasi yang antriannya sudah mengular tangga lagi-lagi oleh orang-orang dengan atribut MotoGP namun kali ini lebih bervariasi tidak hanya atribut kuningnya Rossi, tapi ada yang oranye, merah, biru dan lain sebagainya. Setelah melewati loket imigrasi dan custom, aku keluar dari gerbang kedatangan mencari wifi untuk menghubungi Mak Kitty yang baru akan lepas landas dari PKU pukul 11. Untungnya bandara KLIA2 menyediakan wifi gratis. Bagi yang ingin beli kartu SIM Malaysia bisa membelinya di konter DiGi atau Hotlink yang terletak persis di depan gerbang kedatangan. Kebetulan, aku titip kartu SIM Malaysia DiGi sama Mak Kitty yang dibeli di Dumai seharga Rp 73.000 untuk telepon dan kuota internet 2 GB yang berlaku selama 1 bulan. Lumayan lah bisa update-update untuk 3 hari-an, tapi kalau kamu tergolong narsis tingkat Dewa level di atas Mak Kitty, 2 GB untuk 3 hari tentunya masih kurang >_<

Antrian loket imigrasi -__-

Sekitar 2 jam aku menghabiskan waktu keliling-keliling bandara, mampir di Watson di lantai 3, lalu makan Naan dan minum teh tarik di restoran Quizinn di lantai 2M sebelum kembali lagi ke gerbang kedatangan menjemput Mak Kitty.  

Quizinn Restaurant

Oh ya, ini nih yang bikin aku cukup sedih hari itu. Sewaktu aku masih di ruang tunggu bandara di PDG, Mak Kitty share info kalau rider autograph session alias sesi tanda tangan pembalap itu dilaksanakan hari ini, Jumat mulai dari jam 11.30. Aku cek di facebook Sepang International Circuit, ternyata benar. Info nya baru saja dirilis pada Jumat pagi di laman facebook tersebut. Sementara dari blog-blog yang aku baca sebelumnya, dituliskan kalau rider autograph session itu dilangsungkan pada hari Sabtu pagi sebelum kualifikasi. Jadi lemes dong bacanya. Padahal aku sudah cetak foto-foto pembalap buat dimintai tanda tangan dan sangat menantikan acara itu. Hikss… Yo wis lah ini belum rejeki namanya.

Langsung sedih :"(
Pukul 13.00 aku kembali ke gerbang kedatangan untuk menyambut Mak Kitty. Saat itu kebetulan pas jadwal kedatangan pesawat dari Iran. Penumpang asal Iran yang cantik-cantik bangeet berdatangan silih berganti. Aku sampai bingung men-scan wajah Mak Kitty diantara wajah-wajah cantik itu wkkk. Setelah menunggu sekitar 45 menit dari jadwal landing pesawat pukul 13.10, Mak Kitty dengan raut muka kebingungan muncul secara tiba-tiba di gerbang kedatangan wkwkwkkk.

Waiting for Mak Kitty >_<

FYI, Mak Kitty ini temanku dari SMA, well dari SMP sih tapi pas SMP nggak deket biasa aja. Pas SMA aja kami duduk sebangku. Anaknya baik dan humornya nyambunglah sama aku. Jarang-jarang lho ada yang humornya bisa nyambung sama aku wqqq. Kami naik lagi ke lantai 2M ke restoran Quizinn karena Mak Kitty belum makan, setelah itu kami turun ke level 1 untuk naik Sky Bus menuju KL Sentral. Tiket bus dari KLIA2 menuju KL Sentral seharga RM 12 dibeli terlebih dahulu di konter penjualan tiketnya. Oh iya FYI again, di lantai 1 ini juga terdapat Capsule Hotel tempat kami akan menginap pada malam setelah nonton race MotoGP. 
 
Floor Directory


Sampai di KL Sentral, kami naik LRT ke Pasar Seni, check in hotel, solat, beberes sebentar, lalu jalan ke KL City Gallery terus ke Bukit Bintang buat ketemuan sama temannya Mak Kitty yang bantuin kami beli tiket sirkuit. Kami ngobrol sambil makan di restoran Pakistan bernama Paradise (kalau dilihat dari nama dan penampakan luarnya, restonya terkesan rada-rada gimana gitu, haha) bergaya ambil sendiri yang masakannya lumayan mengobati kerinduanku akan makanan India Utara.

Setelah makan, kami jalan di sekitaran Bukit Bintang. Suasananya ramai sekali oleh orang-orang dengan atribut MotoGP berlalu-lalang. Kios-kios di sepanjang Bukit Bintang yang biasa berjualan souvenir khas Malaysia sekarang berganti jadi berjualan souvenir bernuansa MotoGP mulai dari baju kaos, topi dan lain sebagainya. Terakhir kami mampir ke Sephora. I was quiet excited, karena pas ke Malaysia kemarin belum ngerti apa itu make up high end dan Sephora itu toko apaan wkkk. Cukup puas lah testing-testing lipstick dan produk-produk yang selama setahunan terakhir cuma bisa aku lihat dipakai oleh beauty influencers, seperti Tarte, Benefit, Make Up For Ever, dan juga the new Fenty Beauty. Mak Kitty sempat belanja pinsil alis, sementara aku nggak beli apa-apa. 

@ Sephora Bukit Bintang

Sekitar jam 11 malam barulah kami kembali ke hotel dan beristirahat.  Tomorrow is qualification day. So excited!

To be continued…