Laman


Monday, April 21, 2014

My Choices For Living

Hello guys...

Many people say that I am a simple person and yes... I cannot find words to deny that. I really think that I am a simple kind of person, I mean, I do love to live a basic, non-complicated life just like in the era of 1990's hehehe... Okay... Some few years ago, I used to spend money on unworthy stuffs... but now every time I have money I simply spend them on my basic needs and put into my saving.

For example, lets take a look on my choices on these questions:

Kitchen Set or Bags...?
......Hmm... I love both... but... I will vote for Kitchen Set!! My love for cooking and trying new recipe are soo far beyond my love for collecting and stacking bags.....


Food or Make Up Tools...?
......quite dilemmatic... but I really cannot live without FOOD especially the fresh and healthy one. I would love to plant them in my own garden somemore. Check on the FOOD....

Gold Jewelry or Fresh Water...?
......who doesn't love to find treasure of ancient gold jewelry beneath the ground? I would love too!!! but... in this era... I would really love to find the source of clean and fresh water nearby my house coz no one drinks gold for living......

(all pictures were taken from Google)

Friday, April 18, 2014

The Birthday Couple

Selamat ulang tahun buat Ibu dan Ayahku tersayang yang ke-49 dan 59 tahun... Pelita kehidupan, sumber kasih sayang dan keridhoan Allah yang tak terputus untuk kehidupanku <3 <3


Semoga Ibu dan Ayah senantiasa berada dalam lindungan dan penjagaan Allah SWT, selalu diberikan kesehatan serta kekuatan untuk badan dan fikirannya, dilimpahkan rizki yang nikmat dan barokah, serta dilancarkan segala hajat dan urusannya. Amien...

PS: Selalu doakan anak-anakmu ya Ibu dan Ayah agar kami menjadi generasi penerus yang ihsan, sukses dalam bidang kami masing-masing, dan selalu tawadhu'. Amien...

Much love.

Thursday, April 3, 2014

Frozen Fever

Just watching the most-watched animation movie in 2013, Frozen, which has successfully left me with fever for the theme song, Let it go...

Tuesday, April 1, 2014

Pengalaman Mengikuti Test TOEFL iBT

Bismillahirrohmanirrohiim

Karena sudah berniat untuk melanjutkan studi pasca-sarjana di Malaysia, skor TOEFL menjadi satu syarat mutlak untuk dimiliki. Umumnya hampir semua universitas di Malaysia mensyaratkan skor TOEFL minimal 550 untuk mode paper-based atau 79-80 untuk mode internet-based. Nah setelah aku ubek-ubek web ets.org/toefl, mode paper-based sudah tidak diujikan lagi di Indonesia. Jadi, sertifikat TOEFL resmi yang dikeluarkan di Indonesia adalah TOEFL iBT semata. So here I go...

Menetapkan Waktu, Lokasi dan Cara Pembayaran
Awal bulan Februari, sepluang dari Malaysia Trip, aku mulai sibuk browsing dan cari-cari cara pendaftaran test TOEFL iBT yang paling efektif dan efisien. Waktu itu aku datang ke lembaga International Testing Service (ITC) di Plaza Sentral Jl. Sudirman yang merupakan salah satu lembaga resmi tempat penyelenggaraan tes TOEFL iBT dan juga melayani pembelian voucher test-nya. Di sana dijelaskan kalau biaya resmi untuk mengikuti test TOEFL iBT adalah 175 US Dollar, dikalikan kurs yang waktu itu 12ribu sekian jadinya 2,2 juta Rupiah *menangisss.....*

Setelah menghitung-hitung tanggal, hari, dan bulan baik, akhir bulan Februari aku beranikan diri untuk daftar ikut test TOEFL iBT. Aku kembali mengontak ITC, ternyata harga voucher test-nya masih sama, 2,2 juta rupiah, padahal kurs USD saat itu sudah turun menjadi sekitar Rp. 11.600-an. Akhirnya aku putuskan saja untuk daftar mandiri di situs ets.org/toefl, lalu minta tolong Abang sepupuku untuk bantu bayar online dengan kartu kreditnya, kemudian nanti akan aku transfer sesuai dengan total pembayaran. Alhamdulillah selain dibantu bayar dengan kartu kredit Abang, Mama-nya Abang (kakak perempuan Ibuku) juga turut menyumbang separuh dari biaya test yang totalnya Rp. 2.073.099. Alhamdulillah... Thanks buat Mama dan Abang *hugs*

Aku memilih hari Sabtu/22 Maret sebagai tanggal test dan Kaplan Edupac di WTC Jl. Sudirman sebagai lokasi test dengan pertimbangan tempatnya paling mudah dijangkau serta pilihan lokasi test lainnya mayoritas berada jauh di daerah Jakarta Utara. Satu minggu sebelum hari-H, tepatnya Sabtu/15 Maret, aku datang untuk mengecek lokasi test yang terletak di Gedung WTC lantai 10 itu.

Setelah itu... 
Aku memiliki waktu sekitar 20 hari untuk benar-benar mempersiapkan diri mempelajari materi TOEFL iBT secara mandiri. Maka, karena mayoritas kursus persiapan TOEFL iBT sangat mahal dan tidak tersedia di banyak tempat, aku mendownload materi dan contoh-contoh soal dari internet dan mempelajarinya sendiri. Kuakui, effort-ku saat itu kurang maksimal karena dalam 20 hari tersebut ada beberapa hal yang membebani pikiran, termasuk deal dengan sebuah tawaran pekerjaan yang membuatku tidak tidur memikirkannya dan akhirnya dengan terpaksa... aku tolak. Jadi saranku, lepaskanlah beban pikiran terlebih dahulu saat mempersiapkan test TOEFL ini. Stay focus dan konsentrasi pada tujuan: nilai yang setinggi-tingginya.

About The Test: Persiapan, On The Spot dan Tips
Okeh, untuk masing-masing bagian dalam test TOEFL iBT ada baiknya aku jelaskan satu per-satu:

1. Reading
Sesi ini terdiri dari 3 artikel yang panjaaaang sekali dan  masing-masing artikel memiliki 14-16 pertanyaan. Total waktu untuk sesi Reading adalah 60 menit, berarti sekitar 20 menit untuk setiap artikel. Kita bisa melongkap jawaban yang dirasa sulit dan kembali mengoreksinya kalau waktu masih tersedia.
Persiapan: Aku mendownload contoh soal TOEFL Preparation dari ETS, aku print, trus aku kerjakan dengan mengeset stopwatch 20 menit. Hasilnya dari beberapa kali trial: paling banyak hanya betul setengah dari jumlah soal, waktu 20 menit aku rasa sangat kurang... dan akhirnya... aku jadi malas melanjutkan latihan ini... *jangan ditiru*
On the spot: Di sesi pertama test ini jantung masih berdegup kencang dan aku terus saja melirik pada stopwach yang tertera di layar. Aku coba fokus membaca paragraf demi paragraf artikel dan menjawab soal-soalnya. Untuk dua artikel pertama, aku kerjakan dengan membacanya sampai habis lalu menjawab soal-soalnya. Namun untuk artikel terakhir, waktunya tinggal 17 menit. Aku mulai ngawur dan meng-skimming satu per-satu paragraf lalu lompat ke pertanyaan. Mana ada pertanyaan di artikel kedua yang belum dijawab... duh... Waktu tinggal 48 detik, aku kembali ke pertanyaan yang tadi ditinggalkan, baca lagi paragrafnya, lalu mengklik jawabannya... Klik. Waktupun habis, layar komputer berganti. Fiuhh... Terus terang diantara semua sesi, aku paling pesimis dengan sesi Reading ini :'(
Tips: Latihan, latihan, latihan! Be curious tentang topik bacaannya. Simulasikan diri dengan mengerjakan soal-soal Reading dengan waktu 20 menit per artikel dan temukan gaya pengerjaanmu yang paling efektif, apakah dengan membaca seluruh artikel sampai habis, ataukah dengan meng-skimming.

2. Listening
Sesi ini terdiri dari 2 sampai 3 percakapan antara dua orang (antara sesama teman kuliah, antara dosen dengan mahasiswanya) dan 4 sampai 6 ceramah (lecturer) dari seorang dosen. Masing-masing percakapan dan ceramah memiliki 5-6 pertanyaan, total pertanyaannya aku nggak menghitung sih.
Persiapan: Sama seperti sesi Reading diatas, aku mendowload contoh-contoh soal dan berlatih dengan mendengarkan audio percakapan dan lecturer secara online.
On the spot: Aku sangat menikmati setiap audio yang diujikan karena suaranya sangat jelas dan intonasinya sedang. Tidak seperti sesi Listening pada 2 kali test TOEFL ITP yang pernah kuikuti sebelumnya (tahun 2011 dan 2013), dimana nilaiku selalu rendah pada sesi ini. Pembelaanku saat itu: audionya (kasetnya) nggak jelas karena menggunakan satu tape sentral dan ngomongnya terlalu cepat. Untuk test iBT ini, masing-masing peserta memakai headset yang bisa disesuaikan volumenya serta disediakan kertas dan pinsil untuk mencatat poin-poin penting percakapan. Percakapannya nggak bisa diulangi lagi, dan jawabannya nggak bisa dikoreksi atau direview kembali seperti sesi Reading. Aku cukup senang dengan kualitas audio-nya, tapi sebenarnya nggak begitu yakin dengan jawaban-jawaban yang kuberikan :'(
Tips: Latihan, latihan, latihan! Untuk kontennya sendiri, latih dirimu untuk  memahami sinonim atau frase-frase English, contohnya: What does the speaker mean by saying "He is really on the ball". Trus juga latihlah kemampuanmu buat mendengarkan ceramah/percakapan sambil mencatat poin-poin penting atau ide dari perkataan seseorang. Memang sih nggak mudah, tapi seenggaknya latihan akan membuat kamu familiar dengan bagian ini.

BREAK

Usai sesi Listening kita diberi waktu break selama 10 menit. Waktu break setiap orang berbeda-beda, tergantung kecepatannya menyelesaikan soal-soal dan apakah dia men-skip sesi direction di komputernya. Saranku sih, sesi penjelasan direction jangan di-skip, hitung-hitung memberi waktu sejenak untuk bernapas.

Waktu break aku manfaatkan dengan minum, makan roti, lalu ke toilet. Sebenarnya di ruang break ada satu kotak Dunkin Donats, tapi terletak begitu aja, nggak ada yang nawarin dan nggak ada yang inisiatif nanyain pula, pada segan kali ya... Yasudah akhirnya donat-donat gemuk itupun pada diliatin aja oleh para peserta, hehehe... Oh iya, waktu itu peserta test ada 14 orang dan sebagian besar adalah adek-adek Chinese yang aku perkirakan murid kelas 3 SMA dan pada ngobrol pake Bahasa Mandarin. Aku juga sempat ngobrol dengan seorang mbak-mbak berjilbab dari IPB yang katanya ingin melanjutkan studi ke Jepang.

3. Speaking
Sesi ini terdiri dari 6 pertanyaan: 2 pertanyaan umum, 4 pertanyaan yang meminta kamu merangkum/menjelaskan kembali sebuah teks, percakapan, sesi lecturer, dan campurannya.
Persiapan: Aku mendownload program audacity untuk merekam sendiri suaraku dan mendengarkan kembali hasilnya, apakah pengucapannya jelas, intonasinya terlalu cepat, dlsb. Aku pelajari tipe soalnya, dan mengkondisikan diriku untuk menjawabnya secara lisan dengan waktu yang dibatasi.
On the spot: Karena pernah bercita-cita jadi English news anchor, aku cukup enjoy dengan sesi ini, tapi yah gitu deh... Ada beberapa bagian dimana aku banyak "eee..." dan mengulangi kata yang diucapkan.
Tips: Latihlah dirimu buat speaking English dengan intonasi moderate dan pengucapan yang benar, mudah dipahami, dan nggak perlu spesifik menirukan aksen tertentu karena masing-masing orang punya ciri khas aksen/dialek tersendiri. Rekam suaramu dan dengarkan kembali, kalau perlu minta orang lain untuk mendengarkan, apakah bisa dipahami atau tidak. Trus latihan buat spontan merespon pertanyaan sehari-hari dengan Bahasa Inggris, contohnya: What did you cook yesterday?; Where will you go today?; atau Tell us how did you meet your best friend?

4. Writing
Ada 2 essay yang harus ditulis pada sesi Writing ini, yaitu integrated writing dan independent writing. Pada integrated writing kita akan menulis essay berdasarkan gabungan antara sebuah narasi dan sebuah percakapan/lecturer, sementara pada independent writing kita menulis essay mengenai pendapat kita terhadap sebuah topik tertentu.
Persiapan: Aku mendownload ragam model essay iBT dengan skor tertinggi kemudian menganalisa polanya. Trus aku menonton video di youtube tentang cara mengerjakan Writing di TOEFL iBT. Video yang aku temukan ini sangat bermanfaat untuk menambah pemahaman kita tentang sesi Writing sehingga kita jadi ada guideline untuk menulis essay agar jadi lebih terstruktur dan nggak nge-blank. Sayangnya aku menemukan learning video ini hanya beberapa hari sebelum hari-H pelaksanaan test, jadi nggak sempat menonton semua materi untuk TOEFL iBT :'(


On the spot: Aku mengerjakan kedua essay dengan cukup lancar, tapi ya gitu deh... Karena struktur essay itu menggambarkan pola berpikir penulisnya, aku yang agak lemot untuk mentranslasikan pemikiran menjadi tulisan ini jadi menghabiskan banyak waktu di bagian awal. Ditambah lagi... Mas-mas disebelah pake melirik-lirik ke layar komputerku segala, yang hanya dibatasi dengan sekat kaca bening transparan seperti di warnet. Konsentrasiku jadi buyar... Bagaimana ini... f$@#!&*#*@!. Akhirnya kubalas aja dia dengan melirik balik dengan tatapan nanar emosi "apa loe liat-liat?!"
Tips: Latihan, latihan, latihan! Menulis adalah menyampaikan isi pikiran kita, jadi berlatihlah untuk berpikir runut, terstruktur, salin ke dalam bentuk essay, dan jangan lupa sampaikan satu gagasan utama di setiap paragrafnya. Ambil beberapa contoh soal dan buatlah essaynya, kembangkan dengan penggunaan vocabulary yang beragam, grammar yang tepat, dan kata penghubung yang sesuai tempatnya.

10 hari kemudian...
Tepatnya hari ini, 1 April, sesuai jadwal pengumuman hasil test yang disampaikan di web ETS, aku membuka email dan menemukan inbox dari ETS kalau hasil test tanggal 22 Maret kemarin sudah tersedia dan bisa dilihat di account masing-masing. DEG! Aku takut dan pasrah, harap-harap cemas karena sama sekali nggak ada bayangan tentang performaku kemarin. Selama 10 hari ini aku mengira-ngira.. apakah dapat mencapai 80, atau hanya setengah dari 120, yaitu 60... bisa jadi 92... atau jangan-jangan melampaui angka 100...?

Aku buka hasilnya pelan-pelan, dan menutup layar dengan tanganku... WHATT!?!? 79!


Aku sempat bingung mau bereaksi seperti apa. Aku buka lagi tabel konversi nilai TOEFL dan persyaratan minimum untuk apply di universitas dan beasiswa... Fiuuh... Alhamdulillah... Skor 79 berarti sekitar 550 dalam skala paper-based dan sekitar 6,5 dalam skala IELTS.. Aku bernapas lega... tapi.. yah... itulah hasilnya.

source: Google

Ada sedikit sedih juga sich karena skornya tepat sekali di batas nilai minimum, tapi aku sadar bahwa itulah nilai dari usahaku and I deserve it! Semoga angka 79 ini membawa berkah untuk apply di universitas nanti. Aamiieen... Oh iya, menurut web, sertifikatnya akan dikirim ke alamat masing-masing dan memakan waktu sekitar 4 sampai 6 minggu untuk sampai karena dikirim langsung dari USA.

Kesimpulan:
Bagi teman-teman yang ingin mengikuti test TOEFL iBT, persiapkan dirimu sebaik-baiknya. Latihan, latihan, latihan! Practice, practice, practice! Belajar dari situs-situs seperti Engvid.com, englishclub.com, hotcourses.co.id, youtube, dlsb. If I can, you also can! Just believe in yourself dan jangan lupa berdoa tentunya. Good luck!