Tulisan ini dibuat untuk mengikuti #TravelAsyik dari http://anakasyik.com berhadiah jalan-jalan bareng @TrinityTraveler. Tulisan adalah hasil karya sendiri dan bukan jiplakan.
Beberapa minggu yang lalu, aku dan teman-teman sekelas di kampus mengunjungi Pulau Tidung dalam rangka praktikum lapangan (a.k.a plesiran terselubung) di akhir pekan. Praktikum yang kami laksanakan ini merupakan bagian dari mata kuliah Kesehatan Lingkungan di Tempat-Tempat Umum, Transportasi, dan Pariwisata yang beken dengan singkatan KLTTUP.
Trus praktikumnya ngapain aja?
Overall kami menganalisa manajemen kebersihan di Pulau Tidung sebagai salah satu destinasi wisata yang mulai beken diantara pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu, seperti Pulau Rambut, Pulau Pramuka, dsb. Tapi ya kembali lagi, namanya juga liburan terselubung, semuanya jadi have fun abis!
So... Let's cekidot!
Perjalanan dimulai pada suatu subuh di hari Jum'at. Kami, 20-an mahasiswa beserta 1 orang dosen pembimbing (plus istri dan 3 anaknya), berkumpul di suatu titik yang sudah disepakati dimana sudah menunggu 1 Kopaja carteran untuk mengangkut kami dari Jl Margonda Raya, Depok menuju pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara.
Sesampainya di Muara Angke jam 07.30, matahari sudah bersinar cerah dan untungnya kami tidak terlambat. Kami naik kapal berukuran sedang yang mulai meninggalkan pelabuhan pada 09.30. Perjalanan menuju Pulau Tidung sendiri memakan waktu sekitar 2,5 jam dan karena pagi ini bangun terlalu dini, maka sebagian besar perjalanan di kapal kami habiskan dengan...tidur.
Pelabuhan Muara Angke di pagi hari |
Kapal yang kami naiki (nama salah satu personel boyband favorit) |
Antri mau naik kapal |
2,5 jam kemudian kapal sudah mulai melambat dan sudah tampak pemandangan samudera yang bening-biru kehijauan. Tidak lama kemudian kapal berlabuh, dan mendaratlah kami di Pulau Tidung. Yeeaaayyy...!!
Mungkin karena hari Jum'at, Pulau Tidung tampak ramai dipenuhi pengunjung. Sepanjang pengamatan kami, rata-rata pengunjung hari itu adalah kaum muda-mudi ibukota yang menghabiskan akhir pekan bersama. Perjalanan kami kali ini sudah dirancang oleh Event Organizer (EO) lokal, bukan karena ingin enak-enakan atau apapun, tapi lebih karena tujuan awal (proposal) nya adalah untuk penelitian dan membawa nama kampus, serta untuk keamanan dan keselamatan bersama. Tapi setalah kami cari tahu, untuk wisata ke Pulau Tidung memang jaaauh lebih hemat jika dilakukan bersama-sama dan menggunakan jasa EO lokal. Untuk perjalanan kali ini, kami ambil paket disini. All set dan dijamin nggak rugi deh...!!
Day 1
Pada siang di hari pertama ini, belum ada agenda penelitian. Jadi kami sudah tidak sabar untuk mengeksplorasi pulau seluas 109 hektar ini menggunakan...sepeda. Ya, sepeda merupakan sarana transportasi paling populer di Pulau Tidung. Selain karena tidak ada jalan beraspal lebar yang bisa dilalui oleh kendaraan roda 4, bersepeda merupakan cara yang paling afdol untuk menjelajahi pulau yang kalau dikitari sekali putar ini akan finish hanya dalam waktu 30 menit. Tempat wisata yang paling tersohor di Pulau Tidung adalah Jembatan Cinta, yang menghubungkan Pulau Tidung dengan Pulau Tidung Kecil yang tidak berpenghuni. Selain itu di bagian laut sepanjang jembatan cinta juga bisa banana boat, snorkeling, loncat indah dari atas jembatan, dan tentu saja, foto-foto dengan latar belakang lautan bening dan langit biru yang luaar biaaaaasa cantiknya.
Banana Boat |
Saking beningnya, kumpulan bulu babi ini sampai kelihatan jelas sekali |
Jembatan Cinta yang membentang panjaaaang sekali |
Setelah puas (capek dan gosong) mengeksplorasi jembatan cinta, kami pulang untuk beristirahat dan mempersiapkan bahan untuk penelitian yang akan mulai dilaksanakan pada sore ini.
Day 2
Agenda di hari kedua ini adalah penelitian (dan jalan-jalan lagi). Kami mewawancarai otoritas berwenang di daerah setempat yang mengurusi sampah, sanitasi, dan kebersihan di Pulau Tidung. Selain itu kami juga melakukan observasi ke tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) di pulau ini. Tidak butuh waktu lama untuk melakukan wawancara dan observasi ini. Siangnya kami lanjut ke agenda berikut, yaitu snorkeling. Spot snorkeling kali ini bernama Pulau Beras, terletak sekitar 1 jam naik boat mini dari Pulau Tidung. Karena di perjalanan ombak cukup besar, banyak diantara kami yang mabuk laut dan diakhiri dengan menumpahkan isi perutnya ke laut alias muntah. Hoeekk...!!
Sesampainya di spot snorkeling, tanpa ba-bi-bu kami langsung menceburkan diri ke laut. Waah... Indahnya alam bawah laut ciptaan Tuhan. Air laut yang hijau bening, terumbu karang, dan ikan-ikan cantik yang malu-malu melintas kini ada di depan mata.
Setelah bersih-bersih dan beristirahat sehabis snorkeling, sore harinya kami melanjutkan observasi, mengunjungi rumah warga, dan menikmati sunset.
Day 3
Hari ini merupakan hari terakhir kami di Pulau Tidung. Kapal menuju Muara Angke akan berangkat jam tepat jam 12 siang, jadi pagi harinya kami berdiskusi mengenai hasil wawancara dan observasi. Secara umum, pengelolaan sampah dan kebersihan di Pulau Tidung masih sangat sederhana. Hal ini dikarenakan jumlah tenaga petugas kebersihan yang kurang, alat-alat yang minim, dan yang paling penting adalah jumlah pengunjung yang terus bertambah setiap minggunya, yang sangat berkontribusi dalam peningkatan volume sampah. Bapak-bapak petugas kebersihan yang kami wawancarai berpesan, sebagai pendatang hendaknya kami juga turut menjaga kebersihan dan kelestarian alam di pulau ini. Tidak membuang sampah sembarangan merupakan cara paling sederhana untuk menjaga Pulau Tidung tetap indah, bersih, dan nyaman.
Pukul 11.00 kami sudah check out dan berjalan menuju pelabuhan. Ternyata kapal yang akan mengangkut kami sudah bersiap-siap dan diserbu oleh banyak pengunjung lain yang akan kembali ke darat. Transportasi untuk kembali ke darat tidak banyak, hanya 2-3 kali keberangkatan setiap harinya. Kapal yang kami naiki kali ini berbeda dengan yang kami naiki saat berangkat, kapal ini memiliki dua tingkat sehingga mengangkut lebih banyak penumpang. Sepanjang perjalanan pun kami habiskan dengan tidur dan melihat-lihat pemandangan laut yang tidak ada batasnya.
Suasana di dalam kapal, semua tertidur dengan khidmad |
Ssstt... Pak Dosen lagi tidur |
Pemandangan dari jendela kapal |
Berpapasan dengan kapal yang berlawanan arah |
Horee... Jakarta sudah kelihatan... |
Berakhir sudah petualangan kami di Pulau Tidung, pulau yang tenang dan cantik. Disini kami belajar banyak tentang menjaga kelestarian alam, terutama di tempat-tempat pariwisata. Mudah saja, hanya dengan tidak membuang sampah sembarangan, kita sudah ikut dalam melestarikan alam ciptaan Tuhan yang luar biasa indah ini.
See you on the next trip ~~~
Belum pernah kesini, aku gagal sebagai Traveler :(
ReplyDelete