(16 Jan 2013)
Aku terbangun pukul 05.00 dengan mendengar derik kereta melaju kencang dan merasakan sedikit gucangan pada tempat tidurku, kubuka tirai tempat tidur dan ternyata belum ada penumpang yang bangun. Aku segera turun dan menuju wastafel dan kamar mandi, lalu solat subuh di atas kasur dan melanjutkan tidur. Jam 07.30 aku terbangun lagi dan baru merasakan tanda-tanda kehidupan di kereta. Karena kereta kali ini kelas AC, jadi
privacy setiap penumpang di kompartemen lebih terjaga. Penjual makanan juga tidak semuanya bisa masuk, hanya yang resmi berseragam kereta api aja. Pagi itu kami memesan
chai dan
bread omelet untuk sarapan. Nggak banyak interaksi yang kami lakukan dengan penumpang lain secara kebanyakan sudah berusia paruh baya. Kami hanya ngobrol sedikit dengan ibu-ibu yang tempat tidurnya berada di bawahku.
Bosan berada di kereta, kami jalan ke ujung-ujung gerbong kereta dan sesekali turun di beberapa stasiun saat kereta berhenti cukup lama. Nggak terasa hari sudah siang, dan petugas katering kereta menanyakan menu makan siang. Kami memesan satu paket
roti lengkap dengan
veg curry dan satu nasi briyani. Oh iya, mencari makanan halal di India nggak sulit lho. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk India adalah vegetarian yang nggak makan hewan. Trus makan apa dong? Makanan pokoknya adalah
roti (untuk India bagian utara) dan nasi (untuk India bagian selatan). Sedangkan sumber proteinnya adalah
curry (kari) yang terdiri dari
dhaal (sejenis kacang-kacangan),
cauliflower (kembang kol), buncis, dan kentang. Selain itu roti juga sering dilengkapi dengan acar mangga,
curd (sejenis yoghurt), dan irisan bawang merah. Beberapa orang India juga nggak makan telur, tapi menu dengan telur cukup mudah ditemui. Sedangkan ayam, ikan, dan sumber protein hewani lainnya biasa ditemui di restoran Islam dan restoran khusus non-veg yang biasanya terpampang dengan jelas "Non-Veg Menu Available". Secara aku juga bukan penggemar daging-dagingan, makanan vegetarian nggak jadi masalah buat perutku. Hanya saja makanan full carbo yang kurang sayuran berdaun bikin aku jadi sembelit.
Perjalanan ke New Delhi berjalan sangat lamaaa sekali, sehingga waktu yang sangat berharga ini kami manfaatkan dengan istirahat dan tidur-tiduran. Hari sudah kembali beranjak malam namun kami masih saja berada di kereta.
|
Poster Incredible India di kereta |
|
Pemandangan dari dalam kereta |
(17 Jan 2013)
Sudah lebih dari 24 jam perjalanan kami tempuh dari Kalkuta ke New Delhi. Rupanya kereta ini memang terlambat karena melaju pelan diakibatkan cuaca kabut. Pukul 06.00 pagi akhirnya kereta sampai di Stasiun Old Delhi. Matahari di New Delhi muncul sangat lama, terlebih saat musim dingin seperti ini, Jam 6.30 kami memutuskan untuk meninggalkan stasiun kereta dengan udara dinginn yang menusuk menuju hostel yang sudah dibooking di
hostelbookers.com yang terletak di kawasan Bharatnagar. Kami naik bajai-nya India yang nggak dipanggil bajai, melainkan Auto. Setelah heck in di hostel, kami bersih-bersih dan istirahat sebentar.
Tidak berapa lama kami terbangun karena perut yang lapar dan semangat yang sudah menggebu-gebu untuk mengeksplore New Delhi. Kami bertanya ke resepsionis hostel tentang transportasi menuju objek wisata yang sudah kami buat list-nya, yang ternyata sebagian besar ditempuh menggunakan Auto. Namun ia memberikan saran untuk beberapa tempat yang dekat bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Akhirnya kami naik Auto ke Lotus Temple, lalu jalan kaki ke Qutab Minar, kemudian naik Metro menuju Chandni Chowk Bazaar.
|
Bahai House of Worship dikenal juga dengan Lotus Temple |
|
Lotus Temple kebanggaan masyarakat New Delhi, yang suka dipelesetkan sebagai Opera House-nya India |
|
Indian Face |
|
Indian Students |
|
Pasangan pengantin baru mengunjungi Lotus Temple |
|
Qutab Minar |
|
Menara Qutab Minar, saksi kejayaan penguasa Muslim di India pada masa lalu |
|
Stasiun Metro, transportasi publik kebanggaan masyarakat New Delhi |
|
Delhi Metro pada gerbong khusus wanita |
|
Pasang Mahendi di Chadni Chowk |
No comments:
Post a Comment