Laman


Thursday, March 21, 2013

India Trip (Part 8: New Delhi)

(26 Jan 2013)
Walaupun malamnya baru tidur sekitar jam 12, pagi ini kami tetap bangun lebih awal. Tau kenapa? Karena hari ini, tanggal 26 Januari, adalah Hari Republik India yang jadi hari libur nasional dan kami mau nonton parade Hari Republik di pusat kota New Delhi. Tercatat hari kemerdekaan India adalah tanggal 15 Agustus 1947, namun konstitusinya baru disahkan 3 tahun kemudian pada 26 Januari 1950. Dalam rentang waktu tersebut, penguasa Inggris saat itu masih disebut dengan Kaisar India. Setelah konstitusi disahkan, barulah bentuk negara republik diambil oleh India. Karena itu, hari disahkannya konstitusi ini dirayakan dengan parade militer di ibu kota New Delhi.

Dari kebaikan hati seorang teman warga lokal, kami dapat selembar undangan parade Hari Republik yang berlaku untuk 2 orang. Aku dijelaskan tentang cara menuju kawasan Rajpath Nagar tempat meyaksikan parade, apa yang boleh dibawa, apa yang tidak boleh, dan lain sebagainya. Parade akan dimulai jam 9.00 dan kami sudah harus sampai di tempat paling tidak jam 8.30. Dengan menumpang auto, kami berangkat dari hostel jam 7.00 dan sampai di lokasi jam 8.00. Sebenarnya jaraknya tidak terlalu jauh, tapi karena ketatnya pengamanan untuk parade ini sejumlah jalan protokol ditutup dan kami harus jalan kaki lumayan jauh sampai ke stadium penonton. Tak dinyana, kawasan ini sudah dipenuhi oleh ratusan (bahkan ribuan) orang yang datang dari seluruh pelosok negeri. Ada gerombolan anak muda, keluarga kecil yang membawa bayi, keluarga besar dengan lengkap dengan kakek dan nenek, dan lain sebagainya. Semua orang tampak memegang tiket yang sama, dan membuat barisan mengular menuju gerbang masuk. Di gerbang masuk kami melewati screening gate lalu badan diperiksa oleh petugas. Kamera, ponsel, makanan, minuman, benda tajam, benda berbahan besi, hingga uang koin dilarang masuk. Aku harus merelakan brooch selendang kesayanganku karena petugas wanitanya minta untuk dilepas.

Republic Day 2013 Invitation Card ;)
Setelah melewati gerbang, kami menuju stadium tempat duduk yang sudah terisi penuh. Kami akhirnya ikut berdesak-desakan digeret petugas keamanan untuk menuju lapangan tempat penonton menyaksikan pawai sambil berdiri. Tempat ini ternyata malah lebih crowded karena penonton yang tidak punya tiket juga menyaksikan dari sini. Alhasil, kami menonton parade sambil menduduki pagar besi dengan gaya boncengan sepeda motor karena badan kami yang kalah tinggi dari orang-orang yang berdiri di barisan depan tidak bisa melihat barisan parade dengan jelas *nasib berbadan kecil* (sayang sekali kamera nggak boleh dibawa masuk untuk mengabadikan momen menyebalkan ini, hehehe).

Tepat jam 9.00 acara dimulai dengan sambutan pembawa acara yang diperdengarkan lewat speaker. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Hindi yang kemudian diikuti dengan narasi berbahasa Inggris. Uniknya Hari Republik di India, setiap tahunnya satu kepala negara didaulat jadi chieft guest atau tamu kehormatan. Tahun 2012 kemarin chieft guest-nya adalah presiden SBY, dan tahun ini yang datang adalah King Jagme Khesar Namgyel Wangchuk dari Bhutan. Acara dilanjutkan dengan pidato dan kata sambutan dari para petinggi negara. Ternyata sama seperti di kita, acara mukadimah begini tidak begitu mendapat atensi (apalagi dari penonton berdiri yang sibuk sendiri mencari tempat yang teduh). Orang-orang yang datang membludak kebanyakan hanya untuk satu tujuan, yaitu untuk melihat pawai.

King from Bhutan (pict from here)
Pawai dimulai sekitar jam 9.30, dimulai dengan barisan pasukan tentara India berderap-derap dengan kostum yang unik. Dilanjutkan dengan replika pesawat tempur, buldozer, tank-tank baja, kapal laut, kapal selam, helikopter, roket lengkap semua yang memicu keriuhan penonton. Kemudian dari kejauhan tampak helikopter terbang rendah sekali seperti sedang menebarkan asap berwarna jingga. Semakin helikopter mendekat sorak sorai penonton semakin hebat, dan ternyata helikopter terbang menaburkan bunga-bunga berwarna jingga. Akupun ikut bersorak-sorak seperti orang kampung tidak pernah lihat pesawat dan loncat-loncat kegirangan menyambut hujan bunga saat helikopter melintas. Wiihh... Rasanya seperti sedang berada dalam salah satu adegan film Bollywood, hehehe...

Helikopter yang menaburkan bebungaan (pict taken from here)
Replika Agni V Missile India (pict taken from here)
Replika Indian Army BrahMos missile (pict taken from here)
Rangkaian acara yang tidak kalah ditunggu-tunggu saat pawai Hari Republik adalah arak-arakan dari masing-masing states (negara bagian atau provinsi) di India. Dimulai dengan barisan tentara states dengan seragam yang unik-unik, lalu pasukan army yang datang dengan menunggangi kuda, onta, dan gajah. Uniknya, disetiap arak-arakan kuda, onta, dan gajah, di belakangnya pasti diikuti dengan pasukan bersenjata sapu dan serokan, yang dengan sigap membersihkan kotoran-kotoran kuda dan unta yang tercecer di jalan. Aku sampai tertawa-tawa sendiri sekaligus kasihan juga melihat pasukan kecil yang terseok-seok di belakang ini. Setelah itu pawai dilanjutkan dengan arak-arakan kebudayaan masing-masing negara bagian.

Parade tentara militer India 1 (pict taken from here)
Parade tentara militer India 2 (pict taken from here)
Parade tentara militer India 3 (pict taken from here)
Setiap negara bagian menampilkan dekorasi unik berupa panggung berjalan yang menampilkan kebudayaan khas daerah, mulai dari busana, alat musik, destinasi pariwisata, tempat-tempat bersejarah, tokoh-tokoh terkenal, dan semua hal yang mewakili negara bagian tersebut. Di pawai ini aku menyaksikan bahwa India adalah negara yang sangat diverse; tidak melulu orang-orang berkulit legam, bermata bulat dan berhidung bangir, Taj Mahal, atau sungai Gangga. Pakaian tradisionalnya tidak hanya sari, tapi juga ada yang mirip-mirip pakaian adat Kalimantan yang berpotongan lengan pendek. Orang-orangnya juga ada yang berhidung pesek dan bermata sipit, yang biasanya berasal dari negara bagian Assam dan Sikkim yang secara geografis berbatasan dengan Cina.

Parade tari tradisional 1 (pict taken from here)
Parade tari tradisional 2 (pict taken from here)
Parade states atau negara bagian West Bengal (pict taken from here)
Saat arak-arakan pawai sedang berlangsung, aku dikejutkan dengan suara bass polisi dari speaker toa yang marah-marah menegur puluhan orang yang memanjat pohon demi melihat parade. Perhatian semua penonton pawai seakan tersapu ke arah belakang stadium tempat berbarisnya pohon-pohon rimbun yang sudah dinaiki puluhan orang nonton pawai. Beberapa polisi segera datang mendekati pepohonan dan menyerukan orang-orang diatasnya untuk turun sambil menenteng tongkat kayu. Orang-orang di atas pohon kemudian turun satu per satu tapi anehnya dengan air muka cengengesan dan tidak tampak rasa bersalah sedikitpun.

Tidak sampai 20 menit kemudian, aku dibuat kaget lagi oleh teriakan marah-marah polisi karena ternyata orang nonton pawai diatas pohon kembali beraksi. Kali ini polisi tidak main-main, dengan sigap mereka mengelilingi pohon menanti mangsa untuk mendaratkan tongkat kayunya ke pantat penonton-penonton bandel ini. Melihat teman-temannya kena pukul tongkat polisi, beberapa orang nekat meloncat dari atas pohon dengan membawa patahan ranting dan rerontokan daun lalu lari tunggang langgang. Atraksi pawai Hari Republik telah berganti menjadi atraksi loncat pohon. Semua orang berteriak dan bersuit-suit. Aku seperti mengalami deja vu, karena baru beberapa hari yang lalu menyaksikan adegan orang-orang manjat pohon di film Shahrukh Khan, kali ini aku menyaksikannya secara live, dan ikut menyemangati aktor-aktor panjat pohonnya. India... oh... India...

Seusai menyaksikan parade yang spektakuler ini, kami kembali berjalan menyusuri jalan protokol yang sepi karena ditutup dilanjutkan makan chapatti di pasar. Kami kembali ke hostel untuk istirahat dan mulai packing untuk perjalan kembali ke Kolkata esok hari.

No comments:

Post a Comment